Kiai
Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur. Lahir pada hari ke-4 dan bulan
ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur.Dari pasangan
Wahid Hasyim dan Solichah.
Banyak yang percayaan
bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai
hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban, sama
dengan 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil.
"Addakhil" berarti "Sang Penakluk". Kata "Addakhil"
tidak cukup dikenal, akhirnya diganti dengan nama "Wahid", dan
kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah
panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai.
PENDIDIKAN GUS DUR
Pada tahun 1944, Gus Dur pindah dari Jombang
ke Jakarta, tempat ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan
tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. KH. Abdurrahman Wahid Pada
tahun 1954, Gusdur masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. Ibunya lalu mengirim Gus Dur
ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji kepada KH.Ali
Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP.
Pada tahun 1957, setelah lulus dari SMP
Gusdur pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren
Tegalrejo dan gusdur menyelesaikan pendidikan dengan waktu hanya 2 tahun yg
seharusnya 4 tahun.
Pada tahun 1959, ia pindah ke Pesantren
Tambakberas dijombang untuk menlanjutkan pendidikannya Dur juga menerima
pekerjaan pertamanya sebagai guru dan nantinya sebagai kepala sekolah madrasah,
Pada tahun 1963, Gus Dur menerima
beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo,
Mesir. Untuk melanjutkan pendidikan diMesir Dan akhirnya dia masuk ke kelas
tersebut.Pada tahun 1964 beliau beradaptasi hidup di Mesir sambil belajar Di
Mesir, Gus Dur dipekerjakan di
Kedutaan Besar Indonesia. Namun ia mengalami kegagalan di Mesir, karena suatu
masalah. Pada tahun 1966, ia diberitahu bahwa ia harus mengulang belajar, lalu
ia terselamatkan dan mendapatkan beasiswa di Universitas Baghdad.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di
Universitas Baghdad tahun 1970, Gus Dur pergi ke Belanda untuk meneruskan
pendidikannya.Ia ingin belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena
pendidikannya di Universitas Baghdad kurang diakui. Dari Belanda, Wahid pergi
ke Jerman dan Perancis sebelum kembali ke Indonesia tahun 1971
KH. Abdurrahman Wahidmenjadi Presiden
(1999-2001)
K.H. Abdurrahman
Wahid terpilih sebagai presiden pada tanggal 20 Oktober 1999. Pemilihannya
berjalan dengan demokratis dan transparan. Berkat dukungan partai-partai Islam
yang tergabung dalam Poros Tengah yaitu Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi
Kebangkitan Bangsa dan Fraksi Bulan Bintang, Abdurrahman Wahid mengungguli
calon presiden lain yakni Megawati Soekarno Putri
dalam pemilihan
presiden yang dilakukan melalui pemungutan suara dalam rapat paripurna ke-13
MPR. Megawati Soekarno Putri sendiri terpilih menjadi wakil presiden setelah
mengungguli Hamzah Haz dalam pemilihan wakil presiden melalui pemungutan suara
pula. Ia dilantik menjadi wakil presiden pada tanggal 21 Oktober 1999
GUS DUR TUTUP USIA
Gus Dur menderita banyak penyakit, bahkan sejak ia mulai menjabat sebagai
presiden. Ia menderita gangguan penglihatan sehingga seringkali surat dan buku
yang harus dibaca atau ditulisnya harus dibacakan atau dituliskan oleh orang
lain. Beberapa kali ia mengalami serangan stroke, Diabetes dan gangguan ginjal
juga dideritanya. Ia meninggal dunia pada hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi
penyakit tersebut, yang dideritanya sejak lama. Beliau dimakamkan di Tebuireng
Jombang, Jawa Timur.
GUSTI BAYU PRADANGGA