Sejak memasuki era digital, pertumbuhan media massa dan media cetak mengalami
peningkatan yang segnifikan. Media komunikasi telah menjelma menjadi media digital yang
perkembangnya semakin beragam, lebih gampangnya di presentasikan oleh pertumbuhan
smartphone serta kecanggihan alat komunikasi lainnya. Media digital telah menjelajah ke
berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan ekonomi dan strata sosial.
Pengguna media komunikasi smartphone dan sejenisnya telah bergeser menjadi lifestyle bagi
kalangan anak muda. Dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa perkembangan media telah
mengambil peran – peran tertentu di kalangan anak muda. Seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya media digital atau media komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang
berkonotasi positif ataupun negatif atas pengaruh – pengaruh penggunaan media digital. Menurut
Apriadi Tamburaka (2013) literasi media berasal dari bahasa inggris yaitu Media Literacy,
terdiri dari kata yakni media adalah tempat pertukaran pesan dan literacy berarti melek,
kemudian dikenal dalam istilah literasi media yang mana melek dapat diartikan pada kemampuan
khalayak terhadap media dan pesan media massa dalam konteks komunikasi massa.
Media pada jaman sekarang saling berlomba – lomba memberikan layanan informasi kepada
konsumen atau penikmat media digital. Tingginya penetrasi media komunikasi itu dampaknya
semakin sulit terkontrol. Kini masyarakat atau lebih tepatnya kalangan muda tidak sekedar
mendapat informasi, pengetahuan, dan hiburan semata, tetapi bisa berinteraktif langsung. Pada
saat yang sama media menanamkan nilai ideologi baru berupa gaya hidup atau lifestyle, budaya
konsumerime dan model peniruan sikap dan perilaku artis tertentu yang ditampilkan didalam
media digital. Maka dari itu sudah waktunya penetrasi media yang semakin gencar dan bebas
harus diimbangi dengan literasi media sebagai budaya tangkal atas dampak negatif media.
Disamping itu literasi media juga bertujuan untuk melindungi konsumen yang rentan dan lemah
terhadap dampak media penetrasi budaya media digital.
Progress literasi media didasarkan pada semakin pesatnya informasi media yang tidak di
imbangi dengan kecakapan kalangan muda. Maka dibutuhkanlah budaya baru dalam
mengkonsumsi media secara baik atau sehat. Seiring berjalannya waktu, media komunikasi telah
berkembang pesat dari tahun ke tahun, maka literasi media juga berlaku pada konsumen media
on-line atau media digital yang tersebar melalui jejaring internet. Literasi media tentu tidak bisa
berjalan dengan baik tanpa peran serta kalangan muda. Peran itu dapat berupa individu,
kelompok, komunitas, dan budaya local setempat. Peran individu kalangan muda lebih di
fokuskan kepada konsumen media yang buta akan literasi media. Demikian juga pengawasan di
komunitas, kelompok masyarakat tertentu yang peduli terhadap perkembangan konvergensi
media, serta pemberdayaan kearifan local yang berkembang di komunitas masyarakat.
Salah satu untuk meningkatan pengetahuan literasi media adalah melalui komunikasi
keluarga. Karena keluarga merupakan unit terkecil tempat bersosialisasi. Peran ini terutama akan
diambil alih oleh kalangan muda untuk mendidik para masyarakat sekitar bahwa melek media
penting untuk membuka wawasan mereka terhadap media, bentuk – bentuk literasi, dan fungsi
media bagi kehidupan sosial. Namun, untuk mencapai hal tersebut kalangan muda perlu
didampingi dalam meliterasi tayangan tv karena perlu peningkatan pemahaman tentang hak
masyarakat terhadap tayangan tv.
Gatry Pertiwi